Beranda | Artikel
Mengapa Allah Bersumpah dengan Makhluk?
Jumat, 24 Januari 2020

Mengapa Allah Bersumpah dengan Makhluk?

Ust, di Al-Qur’an ada bbrp ayat menyebut kan Allah bersumpah dg siang, malam, waktu subuh dll… Apa hikmahnya ust? Dan bknkah bersumpah dg makhluk dalam Islam itu dilarang?

Jawaban:

Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah wa ba’du.

Pertama, memang benar dalam beberapa firman-Nya Allah bersumpah dengan makhluk-makhlukNya. Seperti :

وَٱلضُّحَىٰ

Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah).

وَٱلَّيۡلِ إِذَا سَجَىٰ

dan demi malam apabila telah sunyi,

(QS. Adh-Dhuha : 1 – 2)

Dan masih banyak ayat yang lain.

Bersamaan dengan itu, memang benar Allah melarang makhluknya bersumpah dengan makhluk lainnya. Larangan ini Allah sampaikan melalui sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam,

من حلف بغير الله، فقد كفر أو أشرك

Siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah jatuh dalam kekafiran atau syirik. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim, dengan sanad shahih)

Namun Allah tidak layak kita tanyai “mengapa?” Tentang perbuatannya. Alasannya mari kita simak di poin kedua si bawah ini.

Kedua, Allah ta’ala Tuhan semesta alam. Dia yang memiliki, mencipta, mengatur dan menguasai seutuhnya jagat raya ini dengan sangat sempurna dan detail. Maka Allah berhak melakukan apa saja yang Allah inginkan pada makhlukNya. Semua perbuatan Allah didasari dua sifatnya yang mulia : Al ‘alim (Maha berilmu) dan Al Hakim (maha hikmah/bijaksana). Sehingga semua perbuatan Allah sangat sempurna dan profesional, tak ada sedikitpun kezaliman dan kecacatan.

Sehingga tak pantas siapapun, menanyakan mengapa, tentang perbuatan Allah. Manusia saja, yang diakui profesional kinerjanya, orang-orang akan berkomentar, “Si Anu ya.. jangan ditanya sudah pasti bagus…” Apalagi tuhan yang maha sempurna?!

Justru kita sebagai makhluk yang penuh kekurangan, lebih pantas untuk ditanya. Allah ta’ala telah menegaskan,

لَا يُسۡـَٔلُ عَمَّا يَفۡعَلُ وَهُمۡ يُسۡـَٔلُونَ

Allah tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya. (QS. Al-Anbiya’ : 23)

Kata Syekh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya,

﴿لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ ْ﴾ لعظمته وعزته، وكمال قدرته، لا يقدر أحد أن يمانعه أو يعارضه، لا بقول، ولا بفعل، ولكمال حكمته ووضعه الأشياء مواضعها، وإتقانها، أحسن كل شيء يقدره العقل، فلا يتوجه إليه سؤال، لأن خلقه ليس فيه خلل ولا إخلال.

“Allah tidak ditanya tentang perbuatannya karena maha agung dan mulianya Allah, serta kekuatannya yang sempurna, menjadikan tak ada seorangpun yang mampu mencegah dan menentangnya. Tidak dengan ucapan atau juga dengan perbuatan. Dan karena maha sempurnanya sifat hikmah Allah, Allah letakkan sesuatu pada tempatnya, perbuatan Allah sangatlah rapi, maha baik dalam segala sesuatu yang dinilai akal sebagai profesional. Sehingga tak layak ditujukan padaNya pertanyaan. Karena penciptaanNya, tak sedikitpun bercacat. (Taisir Kariim Ar Rahman).

Ketiga, adapun tentang hikmah sumpah Allah kepada makhluk-Nya, telah dijelaskan oleh para ulama diantaranya Syekh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa beliau (10 / 612 – 613). Setidaknya ada empat hikmah :

[1] Sumpah adalah termasuk gaya bahasa Arab yang bertujuan memberikan penekanan kepada pendengar. Dan Al-Qur’an diturunkan berbahasa Arab.

[2] Menambah keyakinan orang-orang beriman. Meski tanpa sumpah pun mereka sudah meyakini, namun tak ada salah menambahkan penekanan dalam rangka semakin menambah keyakinan. Sebagaimana yang pernah dialami Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِي كَيۡفَ تُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَلَمۡ تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطۡمَئِنَّ قَلۡبِيۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةٗ مِّنَ ٱلطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٖ مِّنۡهُنَّ جُزۡءٗا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ يَأۡتِينَكَ سَعۡيٗاۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (semakin mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah : 260)

[3] Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk yang hebat dan dahsyat, menunjukkan sempurnanya kemuliaan dan kekuatan Allah.

[4] Untuk menunjukkan kemuliaan makhluk yang dijadikan sumpah. Karena Allah tidaklah bersumpah kecuali dengan makhluk-makhlukNya yang istimewa.

Seperti saat Allah bersumpah dengan waktu

والعصر

Demi waktu…

Menunjukkan betapa istimewanya waktu, sampai Allah jadikan sumpah. Ini pesan bagi orang beriman untuk tidak menganggap sepele waktu. Waktu adalah rizki yang paling berharga. Kesempatan menambah iman dan takwa, sebagai bekal menuju akhirat.

Wallahua’lam bis showab.

Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshori
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/36128-mengapa-allah-bersumpah-dengan-makhluk.html